Teknisimobil.com – Penyebab pengisian tidak bekerja telah kita bahas pada artikel sebelumnya. Tetapi, apa sebenarnya indikator dari penyebab sistem pengisian pada sebuah mobil terjadi. Memang terkadang sulit. Sebagai contoh adalah hidupnya lampu indikator baterai. Ini menjadi pertanyaan apakah sistem pengisian yang tidak bekerja atau baterai yang memang mengalami kerusakan karena termakan waktu pakai produk. Untuk itu penting rasanya membahas tentang kerusakan sistem pengisian yang sering terjadi sebagai petunjuk langsung untuk perbaikan pada sistem pengisian mobil Anda. Berikut adalah ulasan lengkapnya.
Update: 17 November 2022, pukul 11:00

Kerusakan sistem pengisian yang sering terjadi
Saya mendata ada banyak sekali kerusakan sistem pengisian yang sering terjadi. Tetapi dari sekian banyak, terdapat lima hal yang sering saya temui pada sebuah kendaraan. Berikut adalah daftar kerusakan sistem pengisian yang sering terjadi pada sebuah sistem pengisian mobil.
Pertama – Aki tidak terisi tetapi mesin dapat distarter
Kerusakan sistem pengisian yang sering terjadi pada sebuah mobil yang pertama adalah aki (baterai) tidak terisi tetapi mesin dapat distarter. Ini adalah masalah yang paling sering terjadi pada sebuah mobil. Saya mendata beberapa hal yang menyebabkan ini terjadi.
- V-Belt alternator kendor atau sudah aus.
- Kabel alternator terkelupas atau putus.
- Alternator rusak.
- Regulator tegangan rusak.
- Baterai rusak.
Kedua – Alternator berisik
Kerusakan sistem pengisian yang sering terjadi pada sebuah mobil yang kedua adalah alternator berisik. Tentu saja ini masalah yang sering terjadi. Pada kap mesin, Anda mendengar bunyi berisik pada saat mesin sedang hidup. Ingat bahwa alternator ikut berputar selama mesin berputar. Dan putarannya pun mengikuti putaran mesin. Jika mesin berputar lambat putaran alternator lambat, ketika mesin berputar cepat alternator pun akan berputar cepat. Berikut adalah kemungkinan kerusakan yang ditimbulkan apabila sebuah alternator mobil Anda berisik.
- Belt alternator kendor atau sudah aus.
- Flens puli alternator bengkok.
- Alternator rusak.
- Dudukan alternator kendor.
Ketiga – Lampu atau sekering seringkali putus
Kerusakan sistem pengisian yang sering terjadi ketiga adalah lampu atau sekering seringkali putus. Jika melihat masalah ini, tentu kita harus melihat kembali rangkaian kelistrikan sistem pengisian. Dengan bermodal pengetahuan tentang rangkaian kelistrikan tersebut, Anda akan lebih mudah untuk memahami bagaimana kemungkinan masalah ini bisa terjadi. Berikut adalah beberapa hal yang menyebabkan masalah ini bisa terjadi.
- Sistem perkabelan ada yang rusak. Adanya masalah pada wiring, mungkin saja terjadi sort circuit.
- Alternator rusak.
- Aki rusak.
Keempat – Lampu pengisian akan menyala
Kerusakan sistem pengisian yang sering terjadi berikutnya adalah lampu pengisian akan menyala atau menyala terus. Seharusnya, lampu pengisian akan padam manakala pengisian berlangsung dengan baik. Apabila lampu indikator pengisian menyala bahkan pada putaran mesin tinggi maka ada masalah yang terjadi pada sistem kelistrikan mobil Anda.
Ini dapat terjadi apabila alternator tidak mengirimkan jumlah listrik yang normal. Tegangan dari terminal N alternator kurang dari jumlah yang diperlukan untuk melakukan pengisian ulang baterai.
Kelima – Lampu indikator accu yang menyala terus saat mesin hidup
Kerusakan sistem pengisian yang sering terjadi terakhir adalah lampu indikator accu/baterai/aki terus menyala saat mesin hidup.
Apa masalahnya? Menyalanya lampu indikator baterai adalah tanda terjadi masalah pada sistem pengisian. Penyebabnya bisa karena undercharge atau overcharge.
Pada prinsipnya pasokan dan kebutuhan listrik harus setara. Alternator harus menghasilkan energi listrik sesuai dengan kebutuhan beban listrik pada saat yang bersamaan. Mobil umumnya mempunyai tegangan standar alternator 13 volt hingga 15,2 volt. Pasokan listrik dari alternator tidak boleh di bawah atau di atas angka tersebut. Jika pasokan listrik di bawah angka standar, maka disebut undercharge. Sebaliknya, jika lebih dari 15,2 volt disebut overcharge. Bila dibiarkan undercharge , bisa berpotensi aki kekurangan listrik, sehingga mesin tidak dapat di starter. Pasalnya untuk menstarter mesin dibutuhkan listrik yang besar. Sebaliknya, kondisi overcharge menyebabkan pasokan listrik dari alternator berlebih. Ini akan membuat dlam aki terjadi reaksi kimia yang berlebihan sehingga aki menjadi panas dan bertekanan tinggi. Oleh karena itu kita harus menghindari kedua kondisi ini.
Selanjutnya mari kita mengenal komponen-komponen yang ada di dalam sebuah alternator.
Komponen Utama Alternator dan Fungsinya
Sahabat teknisi mobil pasti sudah tahu apa itu alternator dan apa fungsinya. Akan tetapi apakah sahabat teknisi mobil sudah mengetahui bagian-bagian utama yang bekerja di dalamnya sehingga sebuah alternator dapat menghasilkan arus listrik DC? Apabila belum, melanjutkan membaca artikel ini akan membantu sahabat teknisi mobil mengetahuinya.
Dinamo alternator pada dasarnya memiliki komponen yang tidak jauh beda dengan generator penghasil arus listrik pada umumnya. Namun karena ukuran alternator lebih kecil, maka komponennya pun ada sedikit perbedaan. Mari kita mengenal komponen-komponen tersebut satu per satu.
1. Rotor coil
Ini adalah komponen utama dari komponen utama lainnya. Rotor coil merupakan gulungan/kumparan kawat tembaga yang berputar. Komponen ini memiliki fungsi menyediakan medan magnet di dalam alternator. Secara prinsip, kita memahami bahwa prinsip kerja alternator adalah dengan memanfaatkan perpotongan garis-garis gaya magnet untuk menghasilkan aliran listrik.
Kita dapat memperoleh perpotongan gaya magnet tersebut dari adanya medan magnet. Dengan kata lain, sistem harus mengadakan atau membangkitkan terlebih dahulu medan magnet padanya. Seperti halnya pada sistem pengisian sepeda motor, rotornya menggunakan magnet permanen. Dengan magnet permanen, sistem tidak perlu lagi membangkitkan medan magnet. Tetapi berbeda dengan sistem pengisian mobil. Pada alternator mobil, rotor terbuat dari kumparan tembaga yang bisa menghasilkan medan magnet saat ada aliran arus listrik.
Lalu, dari mana arus listrik tersebut berasal? Sumber arus listrik pada mobil satu-satunya adalah dari baterai. Oleh karena itu, tanpa baterai mobil, kita tidak bisa menghidupkan sistem ini.
Sebagai tambahan, rotor ini terhubung ke poros alternator. Dengan posisi rotor semacam ini maka pada saat poros berputar, rotor juga berputar dan medan magnet akan berubah-ubah.
2. Stator coil
Komponen utama dari sistem pengisian mobil yang kedua adalah stator coil. Stator coil merupakan kumparan statis yang berfungsi menangkap perpotongan medan magnet. Seperti penjelasann yang saya sampaikan di atas, untuk menghasilkan aliran listrik maka medan magenet harus berpotongan dengan kumparan. Nantinya, pada kumparan statis tersebut akan timbul aliran listrik dengan tegangan dan arah tertentu.
Posisi stator ada di bagian luar rotor coil. Sehingga dengan posisi tersebut, terdapat jarak beberapa milimeter antara permukaan rotor dengan permukaan stator. Karena jaraknya cukup kecil, maka medan magnet dari stator akan menyentuh kumparan stator. Sehingga begitu rotor berputar, medan magnet tersebut akan berpotongan dengan stator coil dan menghasilkan arus bolak balik.
3. Alternator shaft
Poros alternator adalah komponen utama sistem pengisian yang ketiga. Alternator shaft atau poros alternator berfungsi sebagai penghubung antara bagian pulley dengan rotor. Sehingga putaran dari pulley alternator bisa tersambung ke rotor dan rotor dapat berputar.
Untuk menjaga kestabilan putaran ada bantalan roller pada kedua ujungnya. Dengan demikian, rotor dan beberapa komponen yang terikat langsung pada poros alternator dapat bergerak dengan stabil.
4. Brush
Berikutnya ada komponen utama yang kita sebut dengan sikat atau brush. Secara umum ada 4 brushes pada setiap alternator. Mereka terangkai dalam satu bagian holder yang nantinya menyentuh bagian ujung dari rotor. Brush atau sikat adalah komponen tembaga berbentuk kotak kecil yang menghubungkan arus listrik ke rotor coil. Kita tahu kalau rotor itu perlu arus listrik untuk membangkitkan kemagnetan namun rotor ini juga berputar.
Dengan alasan tersebut maka kita tidak dapat menyalurkan arus listrik seperti cara umum. Harus ada mekanisme untuk menggantikan sambungan kabel yang biasanya kita lakukan saat merangkai jalur arus listrik pada sebuah sistem kelistrikan biasa.
Kondisi demikian menuntut adanya jalan keluar baru. Salah satunya adalah dengan memanfaatkan dua buah brush yang menekan slip ring. Slip ring sendiri merupakan bagian pada ujung poros alternator yang terhubung ke dua ujung kumparan rotor. Sehingga saat brush ini menempel pada slip ring maka arus listrik akan tersalur ke rotor.
5. Pulley
Komponen utama lainnya dari sistem pengisian mobil adalah pulley. Tampak tidak penting sepertinya jika kita bandingkan dengan rotor maupun stator. Dan memang benar demikian? Tetapi tidak ada pulley tidak ada arus listrik dari alternator. Pulley berfungsi untuk menerima putaran input dari mesin. Secara teknis, sebuah drive belt akan menghubungkan pulley alternator dengan pulley crankshaft. Sehingga begitu pulley cranshaft berputar, maka pulley alternator pun ikut berputar.
Ada pertanyaan menarik yang seharusnya kita tanyakan. Apakah jumlah putaran pulley alternator sama dengan pulley crankshaft?
Sepertinya tidak demikian. Memang pulley alternator terhubung langsung dengan pulley crankshaft dengan bantuan drive belt. Akan tetapi, ukuran kedua puli tersebut berbeda. Biasanya pulley alternator lebih kecil dari pada pulley crankshaft. Sehingga RPM alternator lebih cepat dari RPM pulley crankshaft.
6. Bearing
Komponen lain yang tidak kalah penting adalah bearing atau bantalan. Bearing berfungsi sebagai bantalan yang akan melapisi poros alternator dengan frame alternator. Sebetulnya bukan hanya pada alternator, semua mekanisme putaran pada sistem apapun wajib memiliki bearing. Tanpa bearing maka putaran poros bisa lebih kasar dan berat. Selain itu, kestabilan putaran komponen yang berputar juga sangat sulit untuk kita dapatkan.
Pada alternator, umumnya ada dua buah bearing. Posisi bearing tersebut ada di bagian frame depan dan frame belakang. Dengan dua buah bearing ini rotor dan komponen bergerak lain pada alternator dapat berputar dengan baik.
7. Alternator Fan
Komponen utama lainnya adalah alternator fan atau kipas alternator. Sahabat teknisi mobil dapat melihat bagian depan rotor coil. Di sana, sahabat teknisi mobil akan melihat sirip-sirip kipas. Ini adalah yang kita sebut sebagai alternator fan. Fungsi kipas ini adalah untuk mendinginkan kumparan baik stator dan rotor saat bekerja.
Mengapa dalam sebuah alternator perlu sebuah fan? Ini karena alternator fan dapat mencegah alternator dalam kondisi overheat. Overheat atau panas berlebih di dalam alternator akan mengganggu proses pengisian arus listrik secara keseluruhan. Biasanya overheat dapat menurunkan nilai daya listrik dari alternator tersebut.
8. Rectifier / Dioda
Rectifier atau rangkaian dioda adalah komponen untuk mengubah arus AC (alternating current) menjadi DC (direct current). Ada setidaknya 6 dioda yang ada di dalam sebuah rectifier. Keberadaan rectifier sangat penting karena arus output dari stator coil, masih bersifat AC atau bolak balik. Sementara kelistrikan mobil menggunakan arus DC.
Dengan jenis arus listrik yang berbeda [di alternator arus listrik AC vs di sistem kelistrikan mobil arus listrik DC] mapa perlu mekanisme rangkaian dioda untuk mengubah arus AC ke DC. Cara pengubahan ini murni tugas dari dioda dimana dioda dapat memblok aliran arus dari salah satu arah. Sehingga saat arus AC mengalir ke dioda, hanya satu arah saja yang dapat lewat. Sehingga arusnya menjadi arus searah atau arus DC.
9. IC Regulator
Ini adalah komponen penting lain dari sebuah sistem pengisian mobil. IC regulator adalah komponen untuk mengatur besar tegangan yang dihasilkan oleh stator agar tidak melebihi batas 14 Volt. Regulator terletak setelah rectifier. Artinya IC regulator mengatur arus DC.
Kelistrikan mobil bekerja pada tegangan 12 Volt. Akan tetapi pada saat pengisian berlangsung, sistem pengisian akan mengizinkan tegangan maksimal sebesar 14 Volt. Jadi apabila lebih dari 14 volt, maka berpotensi merusak komponen kelistrikan mobil. IC regulator akan mencegah hal tersebut.
Namun rangkaian IC regulator terbilang rumit karena menggunakan beberapa komponen elektronika seperti transistor. Meski demikian bentuk dari IC regulator ini cukup kecil daripada regulator konvensional. Sehingga pabrikan dapat meletakkan IC regulator di dalam alternator. Akan tetapi, pada sistem pengisian konvensional di mana regulator masih menggunakantipe point/konvensional, maka tidak ada IC regulator di dalam aletrnator.
10. Alternator socket
Socket alternator pada sistem pengisian IC, umumnya sangat sederhana. Hal ini karena hanya terdiri dari dua buah terminal. Nantinya dua terminal ini akan terhubung ke brush untuk urusan pembangkitan medan magnet pada rotor coil.
11. Battery connector
Battery connector adalah baut yang dijadikan sebagai terminal output arus pengisian. Pada terminal inilah arus output pengisian siap untuk digunakan, jadi baut ini akan dihubungkan ke kabel positif aki agar dapat digunakan untuk kelistrikan mobil serta mengisi daya aki.
12. Alternator housing
Rumah alternator adalah frame atau housing yang berfungsi sebagai pelindung semua komponen-komponen alternator. Secara umum, ada dua buah frame yang digunakan, yakni front frame dan end frame. Keduanya memiliki fungsi yang sama yakni melindungi bagain-bagian alternator.
Kedua belas komponen utama alternator tersebut jelas ada yang paling utama dan yang paling dapat kita abaikan. Sebagai contoh, jika tidak ada rotor dan stator, mustahil ada pengisian. Tetapi, housing yang mengalami kerusakan misalnya retak, tetapi masih bisa menahan komponen-komponen utama alternator yang lain, itu tidak masalah. Jika ada kebocoran arus dari rotor maupun stator akibat sedikit terkelupas dari gulungan tembaganya, maka jelas alternator secara keseluruhan tidak berfungsi. Namun demikian, kondisi baik semua komponen utama alternator akan menjamin kesehatan sistem pengisian. Dan sistem pengisian yang baik akan menjamin sistem kelistrikan mobil dengan baik juga.
Jadi, tidak ada yang tidak penting dalam sebuah sistem pengisian bukan?
Komentar ditutup.